
Lihatlah bagaimana Puyol, kamten Barcelona FC merespon eforia kemenangan supporter dan fans Barca di seluruh dunia atas kesuksesan timnya merebut enam piala dalam tahun 2009 ini:

Apa yang diungkapkan Puyol merupakan refleksi dari sikap percaya diri dengan sikap rendah hati yang sangat diperlukan oleh semua orang dalam menghadapi hidup ini. Di satu sisi ia mengaku senang dengan apa yang telah diperoleh timnya belakangan ini, dan itu tentu saja itu manusiawi. Namun ia mengingatkan orang lain dan dirinya sendiri bahwa tidak selamanya kemenangan akan berpihak padanya, suatu saat ada kemungkinan kalah. Dan semua harus bersiap menerima kekalahan. Namun demikian, yang harus dilakukan adalah selalu memberikan yang terbaik dan berusaha kuat untuk mewujudkan kemenangan dan kesuksesan. Kemungkinan kalah memang ada, namun kalau kemungkinan menang juga ada kenapa tidak berusaha untuk menang? Menang dalam kehidupan.
Ungkapan lain yang saya kagumi dari Punggawa Bola adalah penghargaan kepada orang lain dengan tidak bergantung padanya. Guardiola, arsitek tim Barca menyikapi kemungkinan absennya Messi dan Xavi dalam sebuah pertandingan. Keduanya adalah pilar Barca yang amat penting dalam mewujudkan kemenangan. Namun Mr. Pep mengatakan:

Sikap Guardiola ini mencerminkan bagaimana ia tidak mau tergantung pada satu atau dua orang yang “istimewa” dalam timnya. Ia sangat percaya bahwa sebuah kemenangan dan kesuksesan bukan karena si fulan atau si fulen saja, namun karena kerja sama antar orang-orang yang terlibat di dalam lapangan dan di luar lapangan semuanya. Bahkan penonton yang ada di sekitar lapangan juga seolah menjadi pemain keduabelas dalam sebuah tim. Bagi saya ini pula yang berlaku di luar lapangan. Kemenangan, kesuksesan, keberhasilan sebuah tim bukan hanya karena ada backing dari pihak tertentu, namun karena kerjasama yang baik dari seluruh elemen yang ada dalam kelompok itu.
Sikap lain yang saya pelajari dari pesepak bola adalah penghargaan pada pihak lain secara sportif dan tulus. Cristiano Ronaldo, pemain termahal di dunia yang dibeli Real Madrid dari Mancester United dengan ksatria menilai bahwa kesuksesan Barcelona memborong enam gelar dalam satu tahun itu sebuah hal yang pantas mereka dapatkan:
“Barcelona telah memenangkan segalanya di dunia, dan menjadi klub terbaik saat ini. Gaya bermain mereka terus mengalami peningkatan, dan para pemainnya telah bermain bersama-sama dalam jangka waktu lama. Ini adalah tim dengan level tertinggi.”
Namun pujian kepada pihak lain diiringi dengan tekat dan kepercayaan diri yang kuat untuk menjadikan timnya mendapatkan penghargaan yang sama:

“Kami di Madrid harus berbuat lebih baik lagi, dan berusaha memenangkan trofi Liga Champions. Tentu saja tidak akan mudah, tapi di sepakbola segala sesuatunya bisa terjadi. Seperti yang pernah saya bilang, Madrid mempunyai kesempatan untuk juara, tapi Barca yang memenangi semuanya. Mereka adalah tim yang hebat, serta berharap bertemu Barca di final [Liga Champions] di Madrid, dan mengalahkan mereka.”
Tiga Punggawa Bola yang saya angkat di atas hanya beberapa diantara orang hebat yang saya kagumi karena kehebatan mereka di lapangan dan karena ungkapan mereka yang jujur, penuh penghargaan dan motivasi. Tentu saja bukan mereka saja, masih banyak pesepakbola yang lain, atlet lain yang memiliki ungkapan bijak pula, sengaja atau tanpa sadar. Dan bagi kita yang penting adalah bagaimana mengambil pelajaran dari semuanya untuk kebaikan hidup diri kita, keluarga, masyarakat dan bangsa kita. Insyaallah.
No comments:
Post a Comment