Saturday, 2 January 2010

Memulai Tahun Baru ala Sufi

Seorang sufi tidak dapat dilepaskan dari “pendakian” menuju hakikat atau yang sering disebut dengan maqamat (stasion spiritual). Maqam adalah “tangga-tangga” yang harus dilalui sang salik (sufi) dalam rangka menggapai hakikat tertinggi yang diidamkannya. Para sufi menyebutkan istilah yang berbeda untuk hakikat tertinggi tersebut. Ada yang menyebutnya dengan fana wa baqa, hulul, ittihad, mahabbah, ma’rifah, mukasyafah dan lain sebagainya. Perbedaan ini terjadi karena berbedanya perasaan yang mereka alami ketika mencapai wujud akhir yang dimaksud.

Meskipun para sufi berbeda dalam capaian akhir yang mereka inginkan, namun dalam memuli langkah awal mereka nyaris sama. Langkah awal yang selalu digunakan oleh sufi dalam memulai pendakian itu adalah taubat. Taubat berarti sebuah pengakuan akan kelemahan, kekurangan, kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya. Al-Ghazali meberikan tidak “syarat” bagi taubat yang sempurna, mengakui kesalahan, bertekat tidak melakukannya lagi di masa depan, dan mengisi kesalahan dengan perbuatn yang lebih baik. Dengan tiga “syarat” ini maka seorang salik telah dapat memulai perjalanannya menuju hakikat tertinggi yang diidamkan.


Dalam konteks kehidupan kita saat ini, wujud akhir adalah cita-cita besar atau keinginan kita untuk mendapatkan sesuatu sebagai yang terbaik dalam kehidupan. Cita-cita tertinggi ini menjadi sebuah tekat yang selalu terbayang dan dirindukan. Bahkan ia menjadi pewarna dalam setiap aktifitas kehidupan manusia, menjadi penyemangat, motivasi dan pendorong untuk selalu bersemangat dan terus berusaha mendapatkannya. Sehingga sering dikatakan, hidup tanpa cita-cita adalah hidup tanpa tujuan. Tanpa tujuan yang jelas maka sebuah perjalanan tidak akan pernah sampai ke mana-mana.

Pun demikian jangan lupakan cita-cita spiritual yang menjadi dasar bagi semua agama, yakni pengabdian kepada Tuhan dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam praktiknya, pengabdian ini dimaknai berbeda oleh setiap agama. Namun mereka semua meyakini bahwa berbuat baik kepada sesama manusia dan alam semesta merupakan sebuah perilaku yang dicintai Tuhan, dan sebaliknya, berbuat jahat kepada sesama manusia dan alam semesta adalah perilaku yang dibenci oleh Tuhan dan Ia melarangnya. Oleh sebab itu seorang yang berbuat baik akan menjadi dekat dengan Tuhan, dan seorang yang berbuat jahat akan semakin jauh dari-Nya.

Meneladani para sufi dalam memulai tahun baru adalah dengan mengakui berbagai kelemahan dan kesalahan di masa lalu. Pengakuan ini akan menjadi ruang yang akan diisi untuk mendapatkan kesuksesan di masa yang akan datang. Isilah ruang itu dengan kabaikan dan usaha terus menerus sehingga apa yang diharapkan dapat dicapai. Ketika anda menginginkan sesuatu dan berusaha mendapatkannya maka Tuhan dan alam semesta akan bahu-membahu membantumu mendapatkannya. Insyallah.



No comments:

Post a Comment

5 Cara Menemukan "Masalah" Penelitian

Sepertinya tidak ada orang di dunia yang tidak ada masalah. Dari banugn tidur hingga tidur lagi orang selalu terlibat masalah. Bahkan tidu...