Di depan Duomo saya melihat sebuah panggung bertuliskan: Carnevale Ambrosiano. Ternyata hari ini ada carnava ambrosiano. Saya tidak tahu pasti apa itu carnaval ambrosiano. Namun dari ngobrol dengan beberapa orang di sana disebutkan, karnaval ini adalah perta memperingati kedatangan dewa Abrojo atau Ambrosiano, seorang dewa yang melindungi kota Milan. Namun saat ini, pesta ini menjadi ajang bagi warga kota untuk saling berbagi dan membina silaturahim antar suku bangsa yang hidup di Milan.
Ada banyak hal yang menarik dari carnaval ini, diantaranya: pakaian yang dikenakan oleh peserta. Seperti karnaval agustusan di Indonesia, peserta carnaval ini juga mengenakan pakaian yang beraneka ragam. Namun karena yang mengikuti acara berasal dari suku bangsa yang berbeda jadi pakaiannya juga sangat beragam, sesuai dengan pakaian adat suku bangsa tersebut. Milan adalah kota kosmopolit. di sana hidup banyak orang dari berbagai bangsa dan berbagai suku di dunia. Kosmopolit dalam pakaian ini nampak jelas dalam acara carnaval kali ini.
Menarik juga melihat keterlibatan anak-anak. Dalam acara ini anak-anak benar-benar mendapatkan tempat bermain dan bertemu dengan sesama mereka. Semua anak-anak berada di bawah pengawasan orang tua mereka. Jadi tidak ada anak yang berkeliaran, atau menangis karena kehilangan orang tuanya. Kemanapun mereka pegi, orang tua mereka mengikuti. Bahkan orang tua mereka membantu si anak untuk bisa terus bermain.
Menarik juga melihat kekhasan permainannya. Pada acara carneval ini permaian yang utama adalah kertas warna-warni yang di potong kecil-kecil (ada banyak orang yang menjual kertas ini dalam bungkusan plastik), dan spray salju. Kertas-kertas ini menjadi permaian utama bagi anak-anak. mereka melemparkan kertas ke udara dan menunggu jatuh ke mukanya lagi. Atau mereka melemparkan kertas kepada teman-teman kecilnya, baik yang mereka kenal atau bertemu saat berjalan. Tidak ada yang marah, yang ada hanya aksi saling melemparkan kertas.
Spray salju juga dipakai untuk aksi saling semrot. Mungkin aksinya hampir sama dengan anak SMA yang baru lulus ujian akhir. Hanya saja, dalam carnaval ini aksinya "lebih gila" karena saling berbalas semprot. Namun tidak ada yang marah karena mereka nampaknya menikmati acara semprot-semprotan itu. Yang paling banyak melakukannya memang anak-anak dan remaja, namun banyak orang tua juga melakukan hal yang sama. Jadinya super heboh. Coba lihat rekaman yang saya upload di youtube berikut ini:
Tidak hanya pada siang hari, acara ini berlangsung hingga malam hari. Ada dua even menarik pada malam hari. pertama carbevale di populi, atau pesta rakyat. Dalam hal ini berbagai suku bangsa yang ada di Milan menunjukkan tarian dan nyanyian khas negara mereka. Namun karena hubungan masa lalu Italia lebih banyak dengan negara-negara di Amerika Latin, yang mendominasi pementasan ini juga dari Amarika Latin. Arab yang lumayan banyak di Milan juga menempatkan diri dalam pementasan ini. Sementara Cina dan Filipina yang ada di Milan nampaknya belum sampai pada taraf bisa tampil dalam acara ini. Jangan tanya Indonesia!
Ini salah satu pementasan dari Cuba:
Dan ini sebuah shalawat dari Arab/Mesir:
Acara malam ditutup dengan sebuah pementasan drama. Ada yang menarik dari pementasan ini, yaitu, pesertanya semua berjalan di atas kaki tambahan sehingga mereka menjadi sangat tinggi-tinggi. Dari semula hingga pementasan berakhir, semua berjalan di atas kaki tambahan itu. Jadi bukan hanya menarik penampilan drmanya, namun juga seolah kita sedang menonton sebuah akrobat. Saya terkesima dengan penampilan drama ini. Saya merekam sejak pertama hingga akhir yang seluruhnya hampir satu jam. Namun sayang sekali tidak bisa diupload ke youtube karena terlalu panjang. Berikut salah satu bagian dalam pementasan itu: